Tingginya Kasus Covid-19 Tekan Rupiah ke Level 14.131 per Dolar AS


 Nilai ganti rupiah pada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menurun pada perdagangan Selasa minggu ini. Kurs rupiah yang ditransaksikan pada Selasa pagi menurun bersamaan masih tingginya jumlah masalah COVID-19.

panduan bermain judi sabung ayam

Mencuplik Bloomberg, Senin (8/12/2020), rupiah dibuka di angka 14.117 per dolar AS, menurun bila dibanding dengan penutupan perdagangan awalnya. Mendekati siang, rupiah lagi menurun ke 14.131 per dolar AS.


Semenjak pagi sampai siang ini hari, rupiah bergerak di range 14.117 per dolar AS sampai 14.135 per dolar AS. Bila dihitung dari awalnya tahun, rupiah menurun 1,91 %.


Sedang berdasar Kurs Rujukan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dibanderol di angka 14.164 per dolar AS, menurun bila dibanding dengan dasar awalnya yang berada di angka 14.135 per dolar AS.


Kepala Penelitian dan Edukasi Monex Investindo Futures menjelaskan, sentimen pendorong harga kelihatannya belum berbeda.


"Pasar masih mencemaskan potensial perbaikan perekonomian global di tengah-tengah masih meningginya masalah penyebaran COVID-19 walau sebenarnya vaksin belum terbagi. Keadaan yang serupa sedang berlangsung di Indonesia," tutur Ariston diambil dari Di antara, Selasa (8/12/2020).


Di lain sisi, lanjut Ariston, pasar masih menanti stimulan pajak AS yang dapat mendesak dolar AS. Perundingan stimulan AS kemungkinan selesai saat sebelum akhir minggu ini.


Saat itu, index dolar AS nampak masih menurun di range 90 sebab potensial stimulan pajak itu.


"Dua sentimen yang bersimpangan ini mungkin meredam gerakan rupiah dalam range yang tidak berbeda jauh seperti hari kemarin," kata Ariston.


Ariston memprediksi ini hari rupiah masih bergerak di range Rp14.050 per dolar AS sampai Rp14.180 per dolar AS.


"Jika menyaksikan gerakan index dolar AS, semestinya rupiah dapat kuat tipis," katanya.


Pada Senin (7/12) lalu, rupiah ditutup statis di status Rp14.105 per dolar AS, sama dengan status penutupan di akhir minggu kemarin Rp14.140 per dolar AS.


Bank Indonesia (BI) menyimak nilai ganti rupiah pada dolar Amerika Serikat (AS) yang tetap kuat. Ini disokong oleh bersambungnya saluran masuk modal asing ke pasar keuangan lokal.


Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sampaikan, nilai ganti rupiah pada 18 November 2020 kuat sejumlah 3,94 % poin to poin dibanding dengan tingkat akhir Oktober 2020.


"Perubahan ini meneruskan pengokohan di bulan awalnya sejumlah 1,74 % poin to poin atau 0,67 % secara rerata dibanding dengan tingkat September 2020," terangnya dalam sesion teleconference, Kamis (19/11/2020).


Menurutnya, selain kenaikan saluran masuk modal asing ke pasar keuangan lokal, pengokohan rupiah berlangsung bersamaan dengan turunnya ketidakjelasan pasar keuangan global, seeta pemahaman positif pada potensial pembaruan ekonomi lokal.


Dengan perubahan ini, Perry menulis, rupiah s/d 18 November 2020 terdepresiasi seputar 1,33 % secara year to date bila dibanding akhir 2019 kemarin.


"Di depan, Bank Indonesia melihat jika pengokohan nilai ganti rupiah mempunyai potensi bersambung bersamaan dengan tingkatnya yang secara esensial masih undervalued," tutur Perry


"Ini disokong oleh minus transaksi bisnis berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan teratasi, daya magnet asset keuangan lokal yang tinggi, dan premi resiko di Indonesia yang turun, dan likuiditas global yang besar," pungkasnya.


Ekonom sekalian Direktur Penelitian CORE Indonesia, Piter Abdullah, meramalkan nilai ganti rupiah pada dolar Amerika Serikat (USD) akan condong kuat di tahun 2021. Bahkan juga, Rupiah dipercaya sanggup kembali lagi dekati nilai esensialnya dikisaran Rp13.250 -Rp13.750 per USD.


"Kita prediksikan pada 2021 Rupiah akan punyai kekuatan untuk lebih kuat. Rupiah yang sekarang ini mulai bertahan kuat mempunyai potensi kembali lagi dekati nilai esensialnya dikisaran Rp13.250-Rp13.750 per USD," tutur Piter dalam seminar-online bertema "CORE ECONOMIC OUTLOOK 2021," Rabu (18/11).


Piter menjelaskan, pengokohan nilai ganti Rupiah dipacu oleh membaiknya performa perdagangan Indonesia yang alami surplus sampai capai USD 13,5 miliar per September 2020. Dan diprediksikan trend positif ini selalu berjalan sampai tahun akhir.


"Kita yakin neraca perdagangan yang telah surplus ini selalu meneruskan performa bagusnya sampai tahun akhir. Hingga menggerakkan Rupiah untuk kuat," tuturnya.


Disamping itu, kemenangan Joe Biden di Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2020 dipercaya akan berpengaruh baik untuk perekonomian Indonesia. Diantaranya kenaikan realisasi Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung dari AS ke Tanah Air.


"Pengalihan kekuasaan dari Trump ke Biden bila berjalan mulus dipercaya akan bertambah dan menggerakkan lahirnya investasi. Hingga membuat emarging pasar (pasar yabg berkembang cepat) terhitung ke Indonesia," terang ia.


Oleh karena itu, Piter menyebutkan tidak terlalu berlebih bila nilai ganti Rupiah akan kuat tajam di tahun depan. "Sebab kita ketahui neraca perdagangan surplus selanjutnya capital inflow itu akan mendukung suplai dollar AS, jadi rupiah kita prediksi 2021 akan punyai kekuatan untuk lebih kuat," tutupnya.


Pandemi virus corona COVID-19 bukan hanya punya pengaruh pada kesehatan warga, tetapi berpengaruh juga pada perkembangan ekonomi negara. Ini berpengaruh untuk bursa saham dan nilai ganti rupiah.


Postingan populer dari blog ini

How to Improve Your Breaststroke Kick

While the fashion holds, the perfect bottom is a taut orb, like a bauble wrapped in skin.

The current finance and banking sector in business